JOMBLONOLY

Diposting oleh Unknown , Kamis, 03 Juli 2014 12.16

Kepada para jomblo di mana pun Anda galau,
Izinkan saya terlebih dahulu memperkenalkan diri saya ini. Nama saya adalah Ir. Prof. Dr. Wiwin Darwin, MBA., Msc., McD Delivery Service. Biasa di panggil ‘Prof. Darwin’ oleh murid-murid saya, ‘Doktor Darwin’ oleh keluarga saya atau ‘Si Monyet yang Suka Parkir Sembarangan’ oleh tetangga saya.

                Maksud dan tujuan saya ini adalah untuk memperkenalkan Jomblonolgy, yaitu sebuah bidang keilmuan yang mempelajari segala sesutu tentang jomblo. Bidang ilmu ini baru dan belum ada satu pun Universitas yang mengakui keberadaan nya. Karena memang tidak penting.
                Sudah banyak paper yang saya terbitkan selama saya mendalami Jomblonolgy. Di antaranya, skripsi saya yang berjudul Hubungan Antara Potongan Rambut Model Tentara dan Pasangan yang Kebanyakan Bedak: Studi Kasus Krisdayanti dan Raul Lemos, dan master tesis saya berjudul Malam Minggu dan Intesitas Galau Remaja yang Kronis.
                Dalam kesempatan ini, saya akan menghadirkan dua Paper terbaru saya yang berjudul Macam-macam Jomblo Menurut Penyebab-nya dan Mencari Pacar Dengan Bauran Pemasaran.
                Paper ini saya tulis untuk orang membantu lepas dari kejombloan. Ide membuat Paper ini tercetus ketika saya sendiri sudah frustasi karena jomblo melulu. Terus terang, waktu itu saya gelap mata. Saking frustasi karena lama menjomblo, saya samapai mencoba bunuh diri meloncat dari kereta api yang sedang berjalan. Namun, saya gagal, karena kereta yang saya naiki adalah kereta karetan untuk anak-anak yang sering lewat di lantai dua Mall Ramayana, Pontianak.
                Cukup tentang diri saya.
                Mari kita simak, Paper saya yang pertama.

MACAM-MACAM JOMBLO MENURUT
PENYEBABNYA
                Di Indonesia, Jomblo (nama ilmiah: fakir asmara) sering dianggap sebagai warga Negara kelas dua. Mereka dilecehkan, diledek, dan dianiaya secara Psikologis. Setiap malam Minggu, mereka sibuk nangis sambil sampoan. Beberapa dari mereka tidak mengenal apa itu Malam Minggu, hanya mengenal sabtu malam
                Tapi, apa itu jomblo?
                Kenapa seseorang bisa menjomblo?
                Berikut saya paparkan tiga tipe jomblo menurut penyebab nya
     A.      Jomblo Struktual
        Jomblo Struktual adalah keadaan seseorang menjadi jomblo karena kualitas orang tersebut (penawaran) dengan kemauan lawan jenis (permintaan) tidak seimbang.
        Jadi, Jomblo Struktual karena apa yang kita punya (fisik dan kepribadian) tidak sesuai dengan apa yang lawan jenis inginkan.
        Misalnya, ada cowok jelek naksir cewek cantik. Sementara, cewek cantik tersebut maunya cowok yang ganteng dan perhatian. Dari sini sudah terlihat: tidak ketemu penawaran dengan permintaan. Jomblo deh.
        Jomblo Struktual juga bisa terjadi untuk cewek.
        Misalnya, ada seorang cewek yang kulitnya hitam dan giginya taring semua, sementara cowok yang dia taksir maunya yang putih dan giginya rata. Terjadi kembali ketidak cocokan antara penawaran dengan permintaan. Jomblo lagi deh.

                Jomblo Struktual bisa dihindari dengan cara berikut:
        1)      Meningkatkan kualitas kita, supaya bisa memenuhi permintaan lawan jenis. Berarti kalau selama napasnya bau, harus sering-sering ngemil melati. Kalau selama ini jelek, harus operasi plastic… itu pun kalau ada ember yang mau.
        2)      Mencari pasar lain. Berarti harus mencari cewek atau cowok yang mau dengan kualitas-kualitas (penawaran) yang kita punya. Dengan kata lain: nurunin standar. Kalo kamu adalah bulu keteknya nyambung sampai rambut, jangan nyoba ngegebet Madilyn Bailey atau Taylor Swift
                Semakin kita nurunin standar, semakin besar kemungkinan mendapatkan lawan jenis yang bertemu dengan penawaran kita.

     B.      Jomblo Cyclical
        Jomblo Cylical terjadi karena orang untuk pacaran menurun di masa-masa tertentu, jadinya banyak orang jomblo. Misalnya: menjelang ujian. Banyak orang jomblo berkepanjangan sewaktu menjelang ujian semesteran atau ujian masuk Universitas Negeri karena focus cewek dan cowok adalah belajar. Ini menyebabkan angka jomblo meningkat drastis.
        Namun, jangan khawatir, sesuai dengan namanya, cyclical berarti ada siklusnya. Jadi, akan ada masa saat banyak orang punya pacar lagi. Misalnya, masa liburan. Di masa ini, orang kepingin punya pacar agar bisa liburan bareng. Atau banyak orang yang cinlok (bukan makanan bandung yah) di tempat berlibur. Menjelang Valentine, orang-orang juga kepengin punya pacar.
        Cara terbebas dari Jomblo Cyclical adalah dengan menunggu sampai masa-masa orang enggak mood pacaran lewat.

     C.      Jomblo Friksional
        Jomblo Friksional adalah kejombloan yang disebabkan oleh mereka yang baru putus dan ingin waktu sendiri dulu sebelum pacaran lagi.
                Jadi, Jomblo Friksional sifatnya sukarela, orang-orangnya memilih ngejomblo mulu.
                Jomblo Friksional biasanya terjadi pada cewek yang ‘gak mau pacaran dulu’ karena abis disakitin sama pacarnya dulu, dan belum mau pacaran lagi.
                Caranya terbebas dari Jomblo Friksional?
                Ya, Move On.
Tadi, saya sudah membahas macam-macam jomblo. Mudah-mudahan sekarang Anda tahu tipe seperti apakah Anda. Ketika sudah tahu jenis jomblo apakah Anda, hal berikutnya yang harus diperhatian adalah bagaimana mendapatkan pasangan.
MENCARI PACAR DENGAN BAURAN
PEMASARAN
                Seseorang yang sedang mencari pacar harus bisa memasarkan diri mereka. Dalam perspektif pemasaran, ada yang namanya bauran pemasaran (marketing mix) yang bisa digunakan untuk membantu seseorang mendapatkan pacar.
                Dengan menggunakan bauran pemasaran, ada empat aspek yang harus diperhatian dalam mencari pacar. Keempat aspek itu adalah Produk, Placement, Promotion, dan Price. Kalau keempat aspek tersebut dilakukan dengan baik, pasti seseorang akan cepat mendapatkan pacar.
     A.      Produck
        Apa yang dimaksud dengan produk? Sebagai seorang jomblo, produk berarti dirinya sendiri. Sama kayak jualan barang, seorang jomblo harus punya produk yang menarik (fisiknya bagus atau kepribadiannya baik) agar dapat menjual dirinya. Tentukan produk kita (kualitas diri sendiri) dengan kemauan pasar (kemauan cewek/cowok).
        Produk juga mengacu pada kemasan yang baik. Kita harus punya kemasan yang menjual. Jadi, jangan harap cewek/cowok jatuh hati kepada kita kalo gaya dandan andalan kita hanya sebatas pakai karung beras kemana-mana. Produk juga berarti harus punya positioning yang unik, misalnya yang jago olahraga. Semakin unik kita, maka kesempatan diperhatikan orang lain semakin besar.
     B.      Place
        Untuk dapat pacar, kita harus pintar. Mendistribusikan diri sendiri.  Artinya, kita harus sering-sering kelihatan dimana-mana dan eksis. Semakin eksis, semakin besar kemungkinan ketemu calon pacar. Caranya gampang: ikuti kegiatan-kegiatan sekolah, kampus, dan sering-sering kopi darat.
Jumlah ekskul berbanding lurus dengan kemungkinan dapet pacar.
        Semakin banyak kanal distribusi, semakin bertambah pula kesempatan Anda untuk dapat pacar. Intinya, Anda harus tepat meilih tempat untuk mendistribusikan diri supaya orang lain bisa tahu Anda.
        Lewat Twitter, Anda juga bisa eksis dengan menulis status yang lucu-lucu setiap hari. Tapi, jangan terlalu kebelet eksis dengna cara me-mantion orang-orang atau selalu ngetwit ‘f0lB3k e33a4akKkss55 Qaq444ss’ ke setiap orang. JANGAN!!!
     C.      Promotion
        Promosi berkaitan dengan semua bentuk komunikasi yang digunakan si jomblo untuk memasarkan dirinya. Bentuk mempromosikan diri Anda bisa macam-macam. Mulai dari meminta teman untuk ngejodohin atau juga tampil di acara radio sekolah/kampus. Untuk membuat promosi semakin menarik, bisa dibuat sebagai penawaran khusus. Misalnya: ‘Kalo lo mau pacaran sama gue, gue bakal traktir lo tiap hari!’. Namun jangan melakukan tindakan ekstrem seperti: ‘Kalo lo mau pacaran sama gue, gue bakalan berhenti menyandera bokap-nyokap lo!’
        Contoh kegiatan yang benar adalah minta teman kita untuk mempromosikan Account Twitter kita kepada segerombolan lawan jenis. Sementara contoh kegiatan promosi yang keliru adalah beredar di ITC adalah sambil nawarin diri ke orang lewat, ‘Kakak… pacarnya boleh?, Kakak… pacarnnya boleh….’ JANGAN!!!
        Begitulah kira-kira cara mempromosikan supaya cepat dapat pacar.
     D.      Price
        Price adalah harga yang harus dibayar untuk sebuah produk. Kalau ada sebotol sampo seharga 1 Juta rupiah, pasti Anda tidak mau beli karena kemahalan. Sementara, kalau ada sebotol sampoh yang di jual supermarket seharga 1000 rupiah, Anda juga pasti gak akan beli karena harga tersebut kemurahan… sebotol sampoh Cuma 1000 rupiah, sampo nya sebagus apa? Mungkin anda berpikir jangan-jangan isinya sabun colek.
        Sama kayak mencari pacar. Anda harus punya harga psikologis yang pas. Jadi, jika Anda seorang cewek lebay, drama, dan suka bohong maka akan susah dapat jodoh karena ‘harga psikologis’ Anda terlalu murah sehingga mereka tidak mau memiliki Anda.
        Sebaliknya, kalau Anda cowok yang rajin ibadah, ganteng, dan tajir maka’harga psikologis’ Anda mahal. Orang akan berlomba untuk mendapatkan Anda karena ada prestige tersendiri buat dapetin Anda.

                Itulah tadi dua Paper ilmiah saya dalam Study ilmu Jomblonology.
                Semoga apa yang saya sampaikan dapat membantu Anda sekalian untuk mendapatkan pasangan. Bagi kaum jomblo, ingat: tidak ada yang namanya Malam Minggu, adanya Sabtu Malam!
                Mudah-mudahan dengan kedua Paper saya barusan, Anda sekalian bisa lebih memahami mengapa Anda jomblo dan segera terlepas dari status fakir asmara itu dan bisa segera memberikan sedekah cinta.
 Sampai Jumpah, dan Salam,
 Ir. Prof. Dr. Wiwin Darwin, MBA., Msc., McD Delivery Service.

SEMUA TERLIHAT BIASA

Diposting oleh Unknown , Minggu, 05 Januari 2014 03.45


           Semua orang terlihat biasa gue duduk di terminal bus sama temen-temen gue, sambil nengok ke kanan dan kiri kaya orang linglung. Hari ini gue bakalan pergi ke Singkawang dari Pontianak naik bus. Perjalanan kesana kira-kira 5 jam dan gue udah menyiapkan pantat sebaik mungkin, kenceng, keras. Tidak gampang lelah. Pantat gue tidak pernah begitu fit bentuknya aja six-pack (emang perut aje yang bisa?).


Lima jam naek bus gak jadi masalah buat gue. Sesuai dengan kata pepatah, biar jelek asal disunat, ehh engga ding, biar lambat asal selamat.

Jam di terminal menunjukan pukul setengah dua belas malem.
Setengah jam lagi bus gue siap dinaiki.

               Gue coba untuk menahan rasa bosan di ruang tunggu dengan baca bukunya Twilight yang tebelnya kaya pantat kudanil. Sambil ngeliatin orang sekeliling dan temen gue. Mereka semua terlihat begitu biasa. Di sebelah gue duduk ada orang Pontianak juga (gue duduk nya gak sama temen-temen) lagi berdiri sambil ngelemesini pinggul, untuk beberapa saat dia keliatan kaya orang latihan bersenggama.

Di belakang gue ada orang kulit sawo busuk, pake baju kemeja kotak-kotak.
Di barisan bangku paling belakang gue, ada dua orang yang lagi pacaran.
                Mereka semua terlihat biasa.
                Padahal, siapa tahu orang yang sebelah gue ini tadi pagi baru dapet kabar neneknya meninggal. Dan yang pake kemeja tepat dibelakang gue itu terjangkit penyakit mematikan. Dan siapa tahu dua orang yang lagi pacaran itu baru aja berantem hebat. Tapi bagi gue, bagi orang yang ngeliat dari luar, mereka terlihat biasa.
Gue juga pasti terlihat biasa.
Padahal, tiga hari kemaren (30 okteber 2013) gue baru aja putus.
Didalem bentuk tubuh yang biasa-biasa ini, gue lagi remuk hancur minah, compang-camping kuda bunting, dan kalo bahasa Ilmiah nya: galau. Tapi bagi orang lain yang ngelihat, gue terlihat biasa. Karena apapun masalah kita, serumit dan sekompleks apapun, orang lain akan tetap jalan dengan hidup nya, seolah tidak memedulikan. Life Goes On.
               
Gue masih duduk di ruang tunggu terminal.
                Headphone di telinga memainkan I Do-nya Ten2Five.
                Disaat-saat baru putus seperti ini, denger lagu cinta bawaannya pengen garuk-garuk aspal.
                Beberapa menit kemudian datenglah lagi, laki-laki gembrot yang tadi nya gue gak tahu entah pergi kemana dia, dengan baju yang gak bisa nutupin semua perut nya (baca:3x lebih gede dari perut gue). Dia menghempaskan dirinya duduk di bangku sebelah gue dengan penuh kemaksiatan. Ada sedikit bunyi gemuruh saat dia mempertemukan pantat dengan bangku yang lagi sial itu.
                Gue heran, ada bangku segitu banyak, kenapa dia harus memlih duduk disebelah gue, apakah dia homo? Enggak-enggak, gue gak tau.
                Orang biadap gembrot itu dengan gak tau malunya ngelebarin tangan nya ke arah gue yang mejret-mejret kaya e’ek ayam di bangku sebelah nya. Mana tuh ketek bau ikan asin, gue buru-buru berdiri sambil ngedumel.
                Gue pun menaiki bus 5 jam tersebut.
                Bangku didalem bus itu seperti bangku didalem pesawat, namun jauh lebih empuk dan lebar. Toilet ada didalem bus, kursi bisa dimundurin, AC bisa di atur. Sepertinnya perjalan panjang ini bisa dinikmati dengan suka cita.
                Namun untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak.
                Orang yang memilih duduk disebelah gue dalem bus, tidak lain dan tidak bukan adalah si Biadab Ikan Asin yang gembrot itu. Good. Gak cuman pantat tepos, tapi gue harus menghirup bau ikan asin selama 5 jam.
                Apakah ini perjalan menuju singkawang, atau duduk-duduk di pasar flamboyant?
                Dia pun duduk dengan brutal disebelah gue, membuat gue agak bergeser ke arah jendela.
                ‘Hai’. ‘ Gue mencoba untuk membuat percakapan dengan si biadab bau ikan asin ini.
                ‘Hmmmh.’ Dia menjawab sekenanya.
                Bagi dia gue pasti terlihat biasa sekali. Tanpa ada simpati bahwa gue sekarang lagi sedih karena patah hati.  Mending simpati, ini gue dibenyek-benyek tanpa rasa belas kasian.
                Disinilah gue berada.
                Lagu di headphone memainkan Stellar-nya Incubus.
                Duduk diatas kursi bus menuju kota Singkawang
                Tergencet oleh biadab ikan asin yang duduk dengan jumawa, perut di pamerin, gue pun diam tak berdaya. Salah-salah gerak bisa-bisa organ-organ dalem tubuh ke geser semua.
                ‘Hai, nama saya Darwin. Nama om siapa ?’ Gue mencoba bersikap ramah kepada orang tua biadab tersebut. Gue inget adegan film dokumenter, dimana saat sang peneliti ingin mendekati gorila, gorilanya harus dikasih makanan atau buah-buahan dulu agar tidak terlalu ganas dan bisa didekati. Karena gue gak punya pisang atau ikan asin, satu-satunya jalan dalam menghadapi binatang seperti ini adalah dengan sok baik.
‘Dadang.’ Dia ngomong dengan sikap acuh.
Merasa garing. Gue duduk memandang keluar jendela, ngeliat lampu kota dan lampu-lampu jalan.
Bus pun berjalan dengan perlahan-lahan, dengan resmi perjalan panjang ini dimulai.
Ya, akhirnya gue ke Singkawang juga.
Ada dua alesan bagi gue untuk pergi kesana naek bus. Yang pertama gue males bawa motor, karena temen-temen gue nyaranin pake motor. Yang kedua adalah karena gue pengen didalem bus selama 5 jam ini, tanpa bacaan, tanpa kerjaan, gue bisa memaksa diri untuk berpikir.
Ya, Berpikir!
Berpikir tentang hubungan terakhir gue yang baru anget-anget nya putus ini. Biasanya, sehabis putus, gue akan bersedih-sedih sejenak lalu perlahan-lahan, gue mengambil serpihan hidup gue dan ceria seperti sedia dulu kala. Tapi ini beda, kali ini gue 6Bulan 27Hari 18Jam 45Detik pacaran dan putus dengan SUKSES!.
Gue tau. Gue harus mencari tahu apa yang salah ?
Sama seperti karekter disalah satu novel nya Haruki Murakami, dia waktu itu pergi ke bawah sumur tetangganya yang udah kering untuk berpikir tentang hidupnya. Menemukan apa yang salah juga. Mengurung diri ditempat sepi. Di dalam gelap.
Pikiran gue balik lagi kedalem bus. Pada kenyataannya, satu-satunya hal yang bakalan gue pikirkan selama 5 jam ini adalah bagaimana caranya melempar si biadap gembrot yang bau ikan asin disebelah gue ini dari jendela.
Sang sopir teriak dari kursi depan, ‘Kalo nak ke WC, WC nye ade di tenga-tenga bus, disebelah kiri.’ Dengan aksen melayu nya. Wah ini pertama kalinya gue naek bus ada toilet nya.
                Setengah jam kemudian gue kebelet.
‘Om Dadang, permisi, saya ingin ke toilet.’ Gue omong ama si biadab itu.
‘Huh?.’ Dia ngeliatin dengan muka malas.
Gue mencoba ngelewatin dia, tapi badan nya kaya marshmallow besar yang cuman bisa mentalin gue ketempat semula.
‘Om tolong bisa berdiri sebentar?’ gue lagi males main trampolin.
‘Yeah yeah, tunggu.’ Dia menjawab sekenanya dan bersaha berdiri.
Gue lewatin dia dan masuk ke WC. Sempet kaget juga dengan cara kerjanya, gue kira uda makin canggih aja nih kota, gue juga sempet mikir kalo uda pipis atau pup, bisa di saring atau dihilangkan keudara, apa gimana gitu. Eh ternyata WC nya itu cuman tempat duduk putih di bolongin doang, jadi apa yang kita “taro” di WC tersebut jatoh kejalanan begitu aja. Modern ABISSS!!!
Gue keluar dari WC dan ngeliat bulan dari balik jendela.

Waktu kita pacaran dulu, dia pernah bilang, ‘yang, disana ada bulan gak ???.’(do’I nya lagi ada dibali, ikut dinas papanya) Dengan gagang telepon di kuping kanan, gue ngelirik kebalik jendela kamar. Gue bilang, ‘Ini ada kok. Aku lagi ngeliat.’
Dia bales, ‘Aku juga lagi ngeliat. Lucu yah, gimana jauhnya kita ini, kepisah beberapa pulau dan kota kaya gini, tapi kita masih bisa ngeliat benda yang sama. Aku jadi ngerasa deket dengan kamu.’
Waktu gue cerita ke Adella temen curhat gue waktu SMP dulu, tentang apa yang dia pernah bilang , Della pernah bilang gini, ‘I think like that all the time. Apalagi kalo dijalan, sebagai orang yang lagi lo boncengin dan ngeliat bulan. I cant help wondering what their life are like, those people  who see this moon that I’m seeing.’ (artinya: Win, bulu idung lo menjuntai dengan sangat indah)
Suasana hening bentar lalu gue asal nyeplos, ‘apa lagi lo mikir gitu pas diangkat ke mobil tahanan.’
‘Anjrit.’ Balas dia.
Setelah perjuangan cukup berat melewati palang rintangan (baca:Dadang), gue kembali duduk manis memandang luar jendela. Sekarang lampu-lampu jalan sudah mulai gak terlihat, dan perjalan bus ini mulai masuk ke tempat-tempat gelap
Lagu di headphone gue memainkan For What Its Worth nya Cardigans.
Gue bengong.
Lagu ini membawa ingatan gue ke empat bulan yang lalu.



Empat bulan yang lalu, malam itu sekitar pukul setengah sembilan, gue masih berdiri di samping lapangan Universitas Tanjung Pura, Pontianak.
Gue berdiri sambil menonton sebuah band lokal beraliran blues yang lagi manggung. Disamping gue berdiri, dia sesekali sambil menggoyangkan kepala mengikuti beat dari band blues tersebut . So Far So Good.
Lagu-lagu terakhir selesai dimainkan. Sang MC pun balik keatas panggung, dan mengumumkan bahwa band yang akan tampil berikut nya adalah Bunners (kalo gak salah)
Sekedar informasi, band Blues itu akhir-akhir itu gue suka banget, dan begitu pula dengan dia, tapi dia hanya menyukai lagu-lagu yang Blues tapi agak melow-melow gitu.
Tapi semuanya gak sesuai dengan rencana. Hujan pun turun. Pertama-tama hanya sedikit. Lalu perlahan-lahan semakin deras dan akhirnya kita sudah tidak dapat menolerir lagi dan harus mencari tempat berteduh.
Tapi setelah menemukan tempat berteduh, dia bilang ke gue, ‘Ayo, ke depan aja, ujan-ujanan aja. Gak papa!’
Ide itu langsung gue sambut, dan kita pun ujan-ujanan berdiri di deket panggung dan menonton Bunners manggung. Di tengah ujan, kita hanya berlindung pada sehelai jaket biru punya gue, berdua dibawa jaket mencoba untuk menikmati lagu yang ada dan mengingat sebanyak mungkin kenangan yang pernah ada.
Selang beberapa lama kemudian, lagu For What It’s Worth dari Cardigans di bawaiin dengan Bunners. Lagu itu adalah lagu saat gue laki suka-sukanya sama dia, dan itu berarti banyaaaaaaaak banget buat kita berdua. Masing-masing dan kita pun terbius, secara gak sadar ikut menyanyikan lirik lagu itu.
For What It’s Worth I Love You
                And What Is Worse I Really Do……
Dan diiringi sayup-sayup sepenggal lirik yang kita berdua sedikit ingat, ditemani suara rintikan hujan yang membuat kita seakan-akan ingin tetap sama-sama agar tetap merasa hangat secara hati…., dia pun meletakan matanya ke mata gue, dan bilang tiga rangkai kata yang sampai sekarang masih teringat di memori otak gue, yang bisa bikin gue merasa begitu spesial….’I Love You.’ Gue pun membalas ucapan nya.
Dan dibawah hujan, dibawah jaket biru gembel gue, dengan lagu kita dimainkan dibelakang, We Kissed.



Gue menghela napas kembali.
Dan disebelah gue, si dadang sepertinya udah tidur. Mulutnya rada sedikit kebuka. Begitu menggoda hingga gue pengen jejelin biji duren ama kulit-kulit nya supaya keselek dan mati dengan tenang. Sepatunya dibuka sekarang dan sebentar-bentar tercium bau samar-samar dari kakinya yang segede kaki bebek itu. Bau ikan asin bercampur kaki yang jamuran. GOOd. Begitu nyampe  di Singkawang gue sukses terserang TBC.
Gue ngeliatin mukanya yang lagi tidur. Polos seperti bayi. Bayi jenglot. Tiba-tiba dia kebangun dan ngeliatin muka gue yang lagi ngeliatin muka dia. Tanpa bermaksud menjadi homo, gue senyum ama si biadap ikan asin. Dia ngerutin alisnya. Sepertinya Dadang takut bakalan jadi kekerasan seksual di bus.
Dadang ngeliat ke gue lurus kedapan dengan pandangan kosong. Kayak nya ngantuk.
‘Jadi, gimana bisa terjadi???.’ Sesekali gue mencoba basa-basi lagi.
‘Saya? Baik.’ Dia menjawab dengan muka di tekuk dan napas di hembuskan.
‘Baik? Hehehe…. ‘ Gue ketawa kecil cengengesan
‘Apa?.’
‘Tidak, itu hanya…. Cara om mengatakan “baik-baik saja”. Tapi tidak terdengar cukup baik bagi saya
Dia diem sebentar, ‘Baik, dalam hidup kita selalu ada masalah, dek.’
‘Masalah hati ya om?.’ Gue nanya
Yes, sotoy abis. Mending gue tutup mulut deh dari pada nyerocos sotoy dan end up digampar bolak-balik ama nih om-om kandidat pemenang WWF ini.
Dia diem, lalu bilang, ‘Well, Sort Of….’
Menemukan kesamaan, gue langsung ngomong membabi-buta. ‘Yahhh, saya juga memiliki masalah cinta saat ini. Sulit saya tahu itu, aku merasa sakit saat saya berbicara dan saya harap perataan pantatku di bus ini akan membantu saya merasa lebih baik dan mudah-mudahan bisa tersenyum lagi.
                Dia diem. Diem. Diem. Lalu dia bilang, ‘Hah? Apa?.’
                Gondok setengah mati. Gue diem aje.
                Gue menyadari, rupanya Dadang, si biadab ini sedang Bad Mood, bahasa Ilimia nya:bete.
Ini menjelaskan sikap dia yang semena-mena gitu dari tadi. Mungkin si Dadang ini sebenernya orangnya manis, baik budi, suka menolong, dan pandai masak. Tapi gara-gara dia lagi bete aja gue yang kena getanya, dijudesin lah,  digencet lah, di bauin dengan bau badan nya itu lah.
                Gue jadi ngerasa bersalah udah pengen membunuh si Dadang alias biadab tersebut, pas dia lagi tidur tadi. Uda berprasangka buruk bagi gue tadi, Dadang seperti orang biasa. Sama seperti orang-orang lain.
                Padahal dia baru aja punya masalah, masalah cinta katanya, enta detail-nya apa.
                Memang menyakitkan, sebagaimana besarnya masalah kita, orang-orang lain akan tetap berjalan maju. Tidak ada yang memahami. Walaupun ketika mereka cerita mereka pasti akan bilang, ‘Gue tau apa rasanya.’ Tapi mereka tidak benar-benar tahu. Karena mereka tidak didalem posisi kita. TIDAK…
                Orang-orang lain akan tetap memeperlakukan kita seperti orang biasa. Tanpa tahu apa yang kita jalani. Tanpa tahu apa yang sedang kita alami. Sebesar apapun badai yang ada di hati kita saat ini. The world will keep on moving, and I’ll keep on standing.
                Satu-satunya cara adalah untuk terus berjalan maju. Dan gue harus bisa ngelupain dia, begitu bus ini nyampe di Singkawang.
                Gue mencoba untuk tidur.

                Satu jam kemudian gue terbangun.
                Bus udah gelap, lampunya udah dimatiin, gue mencoba ngeliat diabalik kaca. Semuanya terlihat gelap. Cahaya bulan yang sedikit redup hanya mampu sedikit saja pemandangan diluar. Begitu gelapnya, sehinnga apa yang gue liat di kaca adalah pantulan diri gue senidiri. Jumper putih Astroboy, rambut berantakan, celana jeans.
                Gue manyun.
                Aneh, dikaca gak keliatan apa-apa  padahal di luar sana ada pemandangan untuk dilihat. Tapi begitu gelap. Mirip dengan hubungan gue dengan dia, hubungan kita bisa begitu gelap, padahal kita tahu, seandainya lampu itu dinyalakan, atau bulan itu di terangkan, maka kita akan bisa ngeliat pemandangan bagus. Kata “Plato” yang namanya gelap itu gak ada, yang ada itu kekurangan cahaya.
                Mungkin kita udah meredup.
                Pada hati.
                Pada kepercayaan yang uda lama sekarat, lalu mati diam-diam, mungkin janji yang kita ucapin dulu bisa dengan gampang dilupakan setelah kita mulai membuat janji yang baru, janji yang juga tidak bisa ditepati.
                Banyak alasan untuk orang putus cinta.
                Ketidaksamaan dari apa yang kita beri, dengan apa yang kita terimah. Masalah eksternal, agama, orang tua, temen, atau pihak ketiga. Tapi apa yang salah dengan hubungan kita, gue pengen mengerti .
                Dia bilang saat itu, masalah nya ada pada Perhatian, dan Sifat.
                Perhatian, dan Sifat.
                Perhatian, dan Sifat.
                Gue ngulang kata Perhatian, dan Sifat sampe kata tersebut tidak ada lagi artinya.
                Gimana yang dulu itu bisa kita hadapi dengan angkuh, tapi sekarang malah menjadi penyebab terjadinya hunungan ini. Mungkin masalah kami sudah lebih kuat dari apa yang kita punya sekarang.
                Atau mungkin, kita sudah tidak lagi melihat bulan yang sama.
                Dan atau mungkin, cinta kami sudah Kadaluarsa.

                ‘Bapak-bapak dan Ibu-ibu kita telah tiba di Sigkawang. Kita akan segera tiba di tempat wisata . sekarang waktu menunjukan 05.40 pagi hari.’ Suara supir bus membangunkan gue.
                Gue nguap lebarrr!.
                Si Dadang uda bangun dari tadi. Sepatunya sekarang uda dipake. Dari mukanya keliatan kalo si Dadang, lagi nahan pup, atau emang jangan-jangan mukanya dari lahir emang kaya gitu. Gue ambil Ipod yang ada di dalem tas biru gue, dibawah kursi, dan batre nya sisa satu. Gue liat kearah luar jendela pemandangan nya jadi jelas sekarang.
                Headphone dikuping pun memainkan lagu But Not For Me oleh Chet Baker

                Although I can’t dismiss…
                The memory of her kiss…
                I guess she’s not for me…                 

                Pemandangan jadi jelas di luar jendela. Bulan tidak lagi keliatan. Dengan berakhirnya lagu ini dengan terlihatya nya kota Singkawang, yang gue bersiap Happy-happy-an bareng SAHABAT
                AKU SUDAH BISA MELUPAKAN KAMU. ( Brigitta Suci Putri Primadona )

About Me